Telah ditentukan dalam kehidupan
kita bahwa apa yang kita alami merupakan ujian. Ujian yang menjadi standar akan
kebenaran iman sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2 dan
3.
“Apakah manusia mengira bahwa mereka
akan dibiarkan hanya dengan mengatakan “kami telah beriman”, dan mereka tidak
diuji?. Dan sungguh, kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah
pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang
berdusta” (QS. 29 : 2-3)
Hal-hal menyenangkan baik berupa
harta, kedudukan, anak-anak dan sebagainya adalah ujian kesyukuran dan amanah. Sedangkan
hal-hal yang tidak menyenangkan semisal musibah, penyakit dan lainnya adalah
ujian kesabaran.
Salah satu unsur penting dalam
menghadapi semua ujian itu adalah kesungguhan. Kesungguhan adalah wujud dari
sikap berteguh hati terhadap keyakinan bahwa ujian yang tengah dihadapi
bersifat sementara dan akan berlalu. Dengan kesungguhan kita akan berusaha
bangkit dari ujian yang tidak menyenangkan dan kesungguhan akan menghindarkan
kita dari keterlenaan saat ujian kesenangan.
Upaya yang dilakukan secara terus-menerus
merupakan indikator kesungguhan. Mereka yang terus berupaya akan terhindar dari
sikap menyerah dan keputus asaaan. Tentu saja upaya yang dilakukan adalah upaya
yang senantiasa diperbaiki cara dan maknanya. Tanpa proses perbaikan hanya akan
menemui kegagalan baru yang bisa mengikis kesungguhannya.
Dalam pepatah arab kita mengenal “man
jadda wajada” yang bermakna siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapat. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil baik hanya akan menemui mereka yang telah bersungguh-sungguh
mengupayakan.
Kesungguhan seseorang dapat
dilihat dari kesediaannya untuk berkorban. Mereka yang bersungguh-sungguh akan
dengan sukarela berkorban baik dari segi tenaga, waktu, harta bahkan diri
mereka. Mereka meyakini bahwa hasil yang akan mereka dapatkan tentunya setimpal
dengan pengorbanan yang mereka lakukan. Kesungguhan juga dapat dilihat dari
kedisiplinan seseorang menjalankan rencana atau program yang telah ditetapkan. Hanya
mereka yang memiliki disiplin yang mampu merealisasikan rencana dan
mengupayakan keberhasilan.
Pribadi yang mampu melampaui
ujiannya adalah pribadi yang memiliki kesungguhan dalam keimanannya, kesyukuran
dan kesabarannya.
Read More..