Selasa, 02 Juni 2015

KISAH ANAK PEJABAT

Ini kisah si anak pejabat
Yang dididik ala barat
Sejak kecil tidak pernah belajar shalat
Apalagi berpikir tentang kiamat
Pastilah ia tidak sempat

Waktu berlalu dengan cepat
Sekolah menengah pun ia sudah tamat
Bergaul salah alamat
Hotel dan diskotik jadi habitat
Minuman dan narkotik jadi obat

Si anak pejabat merasa hebat
Selama petinggi jadi teman dekat
Berkali-kali ia selamat
Dari jaring hukum dan aparat

Pejabat kini telah dipecat
Ketahuan menggelapkan uang rakyat
Hidup kini sudah melarat
Si anak pejabat tak jua tobat


Anak pejabat kini jadi penjahat
Read More..

SEBESAR APA KESUNGGUHANMU

Telah ditentukan dalam kehidupan kita bahwa apa yang kita alami merupakan ujian. Ujian yang menjadi standar akan kebenaran iman sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2 dan 3.

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan “kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji?. Dan sungguh, kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang berdusta” (QS. 29 : 2-3)

Hal-hal menyenangkan baik berupa harta, kedudukan, anak-anak dan sebagainya adalah ujian kesyukuran dan amanah. Sedangkan hal-hal yang tidak menyenangkan semisal musibah, penyakit dan lainnya adalah ujian kesabaran.

Salah satu unsur penting dalam menghadapi semua ujian itu adalah kesungguhan. Kesungguhan adalah wujud dari sikap berteguh hati terhadap keyakinan bahwa ujian yang tengah dihadapi bersifat sementara dan akan berlalu. Dengan kesungguhan kita akan berusaha bangkit dari ujian yang tidak menyenangkan dan kesungguhan akan menghindarkan kita dari keterlenaan saat ujian kesenangan.

Upaya yang dilakukan secara terus-menerus merupakan indikator kesungguhan. Mereka yang terus berupaya akan terhindar dari sikap menyerah dan keputus asaaan. Tentu saja upaya yang dilakukan adalah upaya yang senantiasa diperbaiki cara dan maknanya. Tanpa proses perbaikan hanya akan menemui kegagalan baru yang bisa mengikis kesungguhannya.

Dalam pepatah arab kita mengenal “man jadda wajada” yang bermakna siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapat. Hal ini menunjukkan bahwa hasil baik hanya akan menemui mereka yang telah bersungguh-sungguh mengupayakan.

Kesungguhan seseorang dapat dilihat dari kesediaannya untuk berkorban. Mereka yang bersungguh-sungguh akan dengan sukarela berkorban baik dari segi tenaga, waktu, harta bahkan diri mereka. Mereka meyakini bahwa hasil yang akan mereka dapatkan tentunya setimpal dengan pengorbanan yang mereka lakukan. Kesungguhan juga dapat dilihat dari kedisiplinan seseorang menjalankan rencana atau program yang telah ditetapkan. Hanya mereka yang memiliki disiplin yang mampu merealisasikan rencana dan mengupayakan keberhasilan.


Pribadi yang mampu melampaui ujiannya adalah pribadi yang memiliki kesungguhan dalam keimanannya, kesyukuran dan kesabarannya.
Read More..