Selasa, 29 Desember 2015

KEREN SIH, TAPI...

Dalam menentukan sikap, tindakan dan mengambil keputusan, manusia akan dipengaruhi oleh dua hal mendasar. Pertama, sudut pandang (perspektif) yang digunakannya pada saat itu, dan yang kedua adalah keilmuan atau pemahaman yang dimilikinya tentang hal tersebut. Jika pada akhirnya diketahui bahwa keputusan atau tindakan yang diambilnya tidak benar, berarti terdapat kesalahan pada salah satu dari kedua hal tersebut, atau bahkan mungkin keduanya salah. Kesalahan pada keilmuan dan pemahaman dapat dengan mudah diatasi dengan cara memberi tahu atau menyampaikan wawasan yang lebih baik dari yang dipahami sebelumnya. Namun, kesalahan dalam menggunakan perspektif akan memerlukan waktu dan usaha yang lebih untuk memperbaikinya. Adakalanya perspektif dapat diperbaiki seiring bertambahnya keilmuan, dan adakalanya keilmuan dan pemahaman bertambah ketika perspektif telah benar.

Hanya dalam hitungan jam saja, kita akan memasuki pergantian tahun masehi. Berbagai rencana mungkin telah tersusun di kepala kita untuk mengisi pergantian tahun tersebut. Sebagian besar berfokus pada hura-hura di malam pergantian tahun nanti, dan hanya sebagian kecil yang berfokus pada resolusi, cita-cita dan harapan yang ingin dicapai pada tahun yang akan datang. Sebagian besar menyibukkan diri dengan membaca artikel atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan peruntungan di tahun depan dan menghubung-hubungkannya dengan zodiak dan apapun itu yang bukan berasal dari islam, sedangkan sebagian kecil lainnya melakukan evaluasi terhadap target-target mereka sebelumnya dan memantapkan rencana untuk target mereka ke depan.

Sebagai generasi muslim hendaknya senantiasa menggunakan perspektif islam dalam mengambil sikap dan menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dalam pergantian tahun. Jangan sampai kita terjebak dalam kegiatan yang sia-sia apatah lagi kegiatan yang sifatnya hanya mengandung kesenangan sementara namun mengundang kesengsaraan yang abadi. Oleh sebab itu seorang muslim hendaknya berusaha sekuat mungkin meninggalkan hal yang sia-sia di seluruh dimensi kehidupannya.

"Di antara tanda sempurnanya islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat" (HR. Tirmidzi)

Kita memang mudah tertarik dengan kemeriahan malam pergantian tahun baru. Riuh rendah suara terompet, suara petasan dan percikan-percikan kembang api di udara, konser musik dan keramaian di lapangan, serta arak-arakan di jalanan merupakan hal-hal yang mungkin mengundang kita untuk bergabung dengan kemeriahan tersebut. Apalagi dalam kemeriahan tersebut kita melihat orang-orang yang kita kenal, teman bahkan keluarga turut menambah daya tarik kemeriahan perayaan pergantian malam tahun baru.

Keren sih, tapi jika ternyata kemeriahan tersebut tidak memiliki kedudukan yang jelas dalam perspektif Islam bahkan cenderung menjadi sia-sia dan mubazir karena menghabiskan biaya yang tidak sedikit maka menghindarinya merupakan keputusan terbijak yang menjadi pilihan. Ditambah lagi kekhawatiran akan terjebaknya kita dengan kebiasaan atau perilaku kaum di luar Islam yang justru menjadikan kita termasuk dalam kaum tersebut.

"Barang siapa yang mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" (HR. Abu Daud)

Be Wise!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar