Cerita Si Pembual
Hentikan
bualanmu tentang segalanya
Ekonomi
yang akan membaik hingga stabilitas harga
Muak
hati ini mendengar dongenganmu
Gemuruh
dada ini menahan amarah
Jangan
kau kira jamuanmu ini menjadi penawarnya
Kopi
yang kau suguhkan juga tak mampu hangatkan suasana
Terasa
pahit seperti warnanya yang hitam pekat
Mungkin
itu yang kau inginkan pada hidup kami
Saat
kutanya dari mana asal bualanmu itu
Atasan
saya juga bicara yang sama
Jawabmu
sederhana
Medan,
21 September 2015
Cerita Istri Seorang Nelayan
Hari ini istriku bercerita
Tentang harga-harga yang melangit
Bahkan telurpun tak lagi mengisi perut kami
Padahal radio tua warisan ayahku kemarin memberitakan
Harga sembako aman terkendali
Hari ini istriku bercerita
Tentang tahu tempe yang ukurannya semakin kecil
Sekalipun hanya itu pengganti lauk kami
Beda nyata dengan berita radio tua
Katanya kedelai menjadi pengganti daging tanpa hipertensi
Hari ini istriku bercerita
Tentang beragam jenis uang yang harus dibayarkan
Demi sekolah si bujang
Berbeda dengan berita di radio tua itu
Sekolah dibebaskan dari segala kutipan liar
Risau aku mendengar ceritanya
Tiga hari tak melaut telah membuatnya kalut
Jaring koyak membuat hidup kami sesak
Membuatku bangkit dan berkata padanya
Jual saja radio tua itu
Medan, 20 September 2015
Saat Semuanya Berakhir
Saat
semuanya berakhir
Kau
takkan lagi disalahkan
Segalanya
akan kembali ke sediakala
Sebab
kami tak lagi punya apa-apa
Saat
semuanya berakhir
Kau
takkan lagi dicaci-maki
Segalanya
akan kembali sebagaimana ia bermula
Dan
mungkin kami sudah tak ada suara
Saat
semuanya berakhir
Takkan
ada lagi kritik dan sindir untukmu
Sebab
kami akan lebih fokus mempertahankan hidup kami
Dan
kau boleh memimpin satu periode lagi
Medan,
22 September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar