KETIKA
MAS GAGAH PERGI : MIMPI MEMBANGUN GENERASI DALAM IDEALISME SASTRA
Hari sabtu kemarin
(23/5) saya berkesempatan menghadiri sebuah acara yang digagas oleh teman-teman
dari FLP Sumut dan ACT (Aksi Cepat Tanggap). Acara yang bertajuk “Membentuk Generasi
Berkarakter dan Religius” dan “Sosialisasi Film Ketika Mas Gagah Pergi” ini
menghadirkan penulis KMGP Mbak Helvy Tiana Rosa dan penulis GGC (Gue Gak Cupu)
-bukan GGS- Anugrah Roby yang juga pengurus FLP Sumut.
Ketertarikan saya
menghadiri acara tersebut -selain karena pembicara dan temanya- adalah ingin
mengetahui kisah sebenarnya tentang perjalanan film KMGP langsung dari
penulisnya Mbak HTR. Awal kebersinggungan saya dengan KMGP disekitar tahun
2000-an saat duduk di perkuliahan. Bagi saya yang saat itu baru mulai
memetamorfosis diri, KMGP meninggalkan kesan yang begitu kuat bagi diri saya
–mengajari saya kalau ternyata saya ternyata mellow juga- hingga kemudian mencoba
mencari-cari sosok mas gagah diantara para senior saya ketika itu atau terkadang
membayangkan seakan saya adalah mas gagah (terlalu ke-pede-an nih).
Selang beberapa waktu
setelah itu saya membaca berita bahwa KMGP akan diangkat ke layar bioskop.
Namun, hingga saat ini film tersebut ternyata urung dibuat. Sebab mengapa KMGP
tidak juga diangkat ke layar bioskop itulah yang menjadikan saya penasaran.
Hingga ketika saya mendapatkan pesan tentang adanya kegiatan “Sosialisasi Film
KMGP” kemarin saya mengupayakan hadir meskipun harus curi-curi waktu dari tugas
saya di sekolah. J
Peluang diangkatnya
sebuah karya sastra menjadi sebuah film sehingga menjangkau lebih banyak audien
(bukan sekedar yang hobi baca) semakin terbuka lebar di tengah menggeliatnya perfilman
negeri ini. Sebut saja Ayat-Ayat Cinta karangan Kang Abiq, Tenggelamnya Kapal
Van Der Wijk tulisan Buya HAMKA dan beberapa film lainnya yang diangkat dari
sebuah karya sastra. Maka, bagi saya pribadi urungnya pembuatan film KMGP
menjadi sebuah pertanyaan, sementara dari segi cerita, karakter tokoh, nilai
moral dan religiutas KMGP tidak kalah dari Ayat-ayat Cinta dan Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijk. Bahkan bagi saya KMGP memiliki nilai lebih tersendiri
dibandingkan yang lain.
Dari penuturan Mbak HTR
sendiri ternyata faktor utama yang menjadi penyebab belum diproduksinya KMGP
menjadi sebuah film bukan karena tidak ada rumah produksi yang menginginkannya
melainkan idealisme yang ingin tetap dipertahankan oleh Mbak HTR yang tidak
bisa dipenuhi pihak rumah produksi. Memang, jika kita melihat beberapa film
yang diadaptasi dari sebuah novel terasa kurang “greget” dibandingkan novelnya sendiri. Beberapa part dalam novel
aslinya tidak tersampaikan dengan jelas maksudnya bahkan beberapa diantaranya
dihilangkan. “Ruh” asli dari cerita KMGP inilah yang ingin dipertahankan Mbak
HTR.
Alasan Mbak HTR mempertahankan
bukanlah tidak kuat mengingat KMGP merupakan cerita yang sangat menginspiratif
pembacanya untuk memperbaiki diri dan menjadi generasi islam yang benar
pemahaman keislamannya. Dan mengingat perjalanan KMGP yang sudah 23 tahun
(sejak 1992) dan telah berkali naik cetak dengan beberapa tambahan tentulah
telah banyak generasi yang terinspirasi karenanya. Inilah mimpi membangun
generasi islam dan menciptakan perubahan dalam idealisme sastra.
Mbak HTR sendiri juga
tidak menunggu begitu saja idealisme dalam KMGP menghilang karenanya saat ini
beliau sedang gencar melakukan road
dibeberapa kota termasuk di kota Medan dan mensosialisasikan gerakan “Patungan
Membuat Film KMGP”. Gerakan yang menyasar setiap pribadi yang juga mempunyai
impian yang sama sebagaimana mimpi Mbak HTR untuk mewujudkan KMGP the movie
yang tetap membawa ruh sastranya. Karenanya siapapun anda yang memiliki
kenangan ataupun yang ingin membuat kenangan dengan KMGP layak turut mendukung
gerakan ini. Mari menjadi bagian dari gerakan perubahan untuk membangun
generasi yang lebih baik dan bermanfaat melalui sastra dan film yang mendidik,
menggugah, kaya akan nilai keislaman, moral dan berkualitas
Buat Sahabat Mas Gagah yang ingin
memberikan dukungannya, silakan disalurkan melalui Rekening berikut:
1. Bank Mandiri 1570087778883 a.n
Forum Lingkar Pena.
2. BNI Syariah 0259296140 a.n
Yayasan Lingkar Pena.
Format korfirmasi : Nama (spasi)
kota (spasi) Jumlah (spasi) Rekening yang di tuju
Contoh: GAGAH BANDUNG 1000.000 BNI
Syariah
Kirim ke : 08121056956
(Risty)
Ayo Dukung KMGP The Movie dan jadilah bagian dari perubahan.
Agar Mas Gagah (tak harus) pergi (lagi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar